Rabu, 04 April 2012

Kami Perjuangkan RUU Keperawatan


Jakarta, Kastrat BEM FIK UI 2012-Sang Mentari mulai menengah tepat di tengah-tengah. Sinarnya yang terik menerobos dedaunan pohon-pohon rindang yang bergoyang. Angin sepoi-sepoi berhembus terasa hangat dikulit kami. Tepat pukul 10.30 WIB kami selesai kuliah umum di Auditorium Ojo Radiat Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Siang kemarin Selasa, 3 April 2012, Kami dari tim Kajian Strategis (Kastrat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI)  bertolak dari Fakultas Ilmu Keperawatan Kampus UI Depok menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI). Tepatnya di Ruang Sidang Komisi IX DPR RI  untuk menghadiri undangan dari Tenaga Ahli Anggota Dewan DPR RI, yaitu salah satunya Kak Fikri (Alumni FIK UI). Mereka mengundang kami dalam rapat memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Keperawatan atau bisa juga dikatakan diskusi publik yang membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Keperawatan.

Dalam menghadiri Rapat kami dari tim Kastrat BEM FIK UI, yaitu Dwanti Retno Asih, Moh. Hamilun Ni’am, Septiani Anwar, Nailul Dina Afera, Mersiliya Sauli Yusta, Aida Alawiyah, Gita Pamela, dan Afri. Selain kami tim Kastrat BEM FIK UI 2012 turut hadir teman kami dari FIK UI, Ijang Awaludin, Ahmad Hifni Bik, Dwi Laksono Abdhillah, Moh. Khaerul Efendi, Rizka Febriyona, dan Adiansyah.  Sebelum berangkat kami berkumpul di Student Center BEM FIK UI untuk persiapan dan berdoa. Kami berangkat naik kereta listrik Comuter Line dari stasiun Pondok Cina (Pocin) Depok dan turun di stasiun Cawang. Karena salah satu tim Kastrat FIK UI, yaitu Muhammad Taufik sudah menunggu disana. Haus dahaga kami terbayar setelah bertemu dengan Muhammad Taufik, karena dia membawakan es kelapa muda untuk kami. Rasa kebersamaan sangat terasa karena 1 bungkus es untuk 2 orang. Setelah bertemu dengan Muhammad Taufik, kami langsung menuju ke halte bus. Kami naik bus nomor 45 untuk ke gedung DPR RI. Karena rute kereta cukup jauh dengan gedung DPR RI, sehingga kami memilih naik bus. Di dalam bus penuh sesak dengan penumpang, namun kami merasa senang karena di dalam bus di iringi lantunan musik. Alunan musik yang merdu dilantunkan oleh para seniman jalanan yang mengais rizki dari jalanan. Salah satu lagu yang dinyanyikan oleh seniman yaitu “Buat Aku Tersenyum-Sheila on 7, Hapus Aku- Nidji, dan Perpisahan-Chrisye”. Alunan musik membuat kami tertidur di dalam bus. Hingga kami terbangun dan baru sadar kalau bus yang kami tumpangi salah. Bus yang kami tumpangi berhenti terakhir di Blok M bukan di gedung DPR RI. Akhirnya kami turun dan bertanya kepada polisi lalu lintas yang berjaga. Polisi memberikan informasi seharusnya kami naik bus nomer 46 ke arah gedung DPR RI. Akhirnya kami naik bus ke arah gedung DPR RI dan turun tepat di belakang pintu masuk Gedung DPR RI. Ketika kami turun  langsung melihat pintu masuk belakang gedung DPR RI yang sudah rusak, namun baru diperbaiki. Kami teringat ketika 3 hari yang lalu kami ikut melakukan aksi penolakan kenaikan BBM.
Tepat pukul 13.30 WIB, kami berjalan dari pintu belakang menuju pintu masuk depan Gedung DPR RI, hingga akhirnya sampai. Sempat merasa khawatir dengan pasukan 15 orang, kami dikira petugas keamanan DPR RI mau demo. Namun atas izin Allah kami pun bisa masuk ruang rapat. Tepatnya di ruang pleno Komisi IX. Kami disambut dengan penuh kehangatan di dalam ruang rapat. Sembari rapat kami bergantian untuk sholat dhuhur di mushola dan makan siang.
Rapat dimulai tepat pukul 14.00 WIB yang di buka oleh Pimpinan Sidang dari salah satu fraksi Partai Politik.  Selanjutnya tanggapan dari para peserta sidang untuk menyampaikan aspirasinya. Dalam pembicaraannya peserta rapat mengatakan, Komisi IX dari salah satu fraksi partai politik ingin membantu mengesahkan RUU Keperawatan tahun ini.
Mereka anggota Komisi IX mengatakan  harus ada desakan publik yang lebih kepada anggota DPR jika RUU keperawatan ingin disahkan. Proses cepat atau tidak disahkannya RUU Keperawatan tidak hanya dipengaruhi dari dalam gedung DPR, namun bisa juga dari faktor luar, yaitu desakan publik. Katakanlah Mahasiswa Keperawatan di seluruh Indonesia ini melakukan aksi untuk memperjuangkan RUU keperawatan. Pasti DPR akan segera mempercepat pembahasan RUU keperawatan. Namun pertanyaan kami, kami sebagai perawat tidak diajarkan untuk melakukan demo dan tindak anarkis. Kami di ajarkan untuk peduli, bersikap baik, dan melayani setiap insan yang membutuhkan pertolongan kami. Lantas katakanlah kami melakukan aksi mogok kerja. Siapa yang akan mau bertanggungjawab, jika pasien tidak ada yang merawat? Apakah anggota DPR mau bertanggungjawab? Bagaimana kawan setujukah kalian bila kita melakukan aksi?Pasti kami akan lakukan itu, jika memang jalan baik dan damai ini tidak di dengarkan oleh anggota DPR Komisi IX.
Ini adalah sidang yang ke-3. Kalau ternyata RUU ini tidak di goalkan maka akan dibahas setelah pemilu. Mengapa RUU Keperawatan tidak juga di sahkan, karena anggapan kami di Komisi IX DPR RI kebanyakan dokter yang tidak suka terhadap perawat. Mereka tidak tau kalau Guru besar pendidikan dokter itu setuju di sahkan RUU keperawatan.
Akhirnya sekitar pukul 16.30 WIB acara selesai. Kami  bertolak menuju kampus Faculty of Nursing University of Indonesia dengan rasa senang. Karena dalam perjalanan ini kami mendapatkan banyak pengetahuan dan pencerdasan. Demikian kunjungan kami ke DPR RI hari ini. Akhir kata sambut salam hangat kami pasukan KASTRAT FIK UI 2012,
“HIDUP MAHASISWA ! HIDUP RAKYAT INDONESIA !. 




0 komentar:

Posting Komentar