Jumat, 28 Desember 2012

Pentingnya Komunikasi berbasis Budaya bagi Perawat

Blacius Dedi,Staf pengajar STIKES Immanuel Bandung meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Keperawatan setelah berhasil mempertahankan disertasinya “Pola Komunikasi Perawat Pelaksana dalam Pelayanan Keperawatan Peka Budaya di Wilayah Priangan, Jawa barat,” terhadap pertanyaan para penguji pada sidang terbuka Senat UI yang berlangsung Kamis (27/12) di Kampus Depok. Sidang dipimpin Prof. Dra. Elly Nurachmah, D.N.D yang sekaligus menjadi promotor, bertindak sebagai Ko-Promotor I Dra. Setyowati, M.App.Sc., Ph.D., Ko-Promotor II dr. Muchtaruddin Mansyur, M.S.,Sp.O.K., Ph.D.,serta anggota Prof. Dr. dr. Soekidjo Notoatmodjo, Prof. Judistira K. Garna, Ph.D., Iwan Tjitradjaya, Ph.D.,dan Dr. Suryani, S.Kp., M.H.S.C.

Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang tujuannya adalah untuk menyampaikan atau bertukar informasi. Komunikasi akan berjalan lebih lancar jika komunikator dan komunikan menggunakan bahasa dan tradisi budaya yang sama. Penelitian Blacius Dedi, calon doktor Keperawatan ke-6 di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), membuktikan komunikasi yang dilakukan para perawat di Rumah Sakit (RS) Immanuel Bandung belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar dan belum sesuai dengan budaya masyarakat Priangan.
Penelitian Dedi dilakukan di RS Immanuel Bandung dengan 31 orang partisipan perawat pelaksana di ruang rawat inap. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan. Hasil penelitian Dedi menunjukkan,selama perawat melakukan intervensi: 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan. Rekomendasi dari penelitian Dedi adalah perbaikan rumusan kurikulum dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat serta memberikan pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana.(Humas FIK UI)
Sumber: www.ui.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar